Tuesday, May 03, 2011

Fiksi mini

Hanya Seorang Pesuruh

Pakaianya tampak lusuh.Walaupun kemeja yang melekat dibadanya adalah pakaian terbaik yang ia miliki.Wajahnya tampak pucat sesekali keringat menyucur dari keningnya. Lantas ia mengambil sehelai saputangan dibalik kantong celananya dan melepas kacamata tuanya dan mengelap muka dengan saputangan berwarna coklat yang terlihat diujung-nya tampak ada tulisan kecil berwarna hitam, pasti ia dapatkan dari sesorang yang ia sayangi.

Dia melihat kesekeliling ruangan yang sudah penuh dengan berbagai macam urusan, dan menemukan tempat duduk disudut ruangan berdampingan dengan meja kecil.lalu dia hampiri dan menjatuhkan dirinya ditempat duduk tersebut sembari menghela nafas panjang.mungkin letih tak berujung yang ia rasakan.Tak lama..dia terkaget karena ponsel tua disaku bajunya berbunyi nyaring.sekilas mimik diwajahnya tampak kaget dan bingung dan dia segera mengangkat telfon tersebut.."iya pak..betul saya sendiri disini..baik pak..saya usahakan sedapatnya..baik pak..baik pak..iya pak..saya usahakan..iya pak..mohon ditunggu saja pak..iya pak..sama2 pak" demikian kalimat yang ia lontarkan selama menjawab telpon tersebut.

Kembali dia duduk dan mengeluarkan dokumen yang tersimpan rapih dari dalam tas hitamnya yang telah  lusuh dimakan waktu.beberapa lembar kertas ia taruh dimeja sembari mengambil pulpen dari saku bajunya.dia menulis sembari beberapa kali dia melihat kearah jam dinding diruangan.tak lama selesai dia mengeluarkan stempel tua yang ia bungkus didalam kertas putih yang diikat dengan karet gelang. dicap semua kertas kertas yang ia tulis tadi dan diberi materai yang ia daptkan dari plastik bening didalam tas lusuhnya.

Setelah selesai, dia kembali memasukan semua peralatan tadi ke tempatnya semula. hanya beberapa lembar kertas dan map merah yang ia pegang erat-erat. tampak dari matanya ia lelah, ia mengantuk, dan dia menghampiri sesorang diberangnya berkata "permisi mas, kantin dimana ya? saya hendak beli minum, saya haus belum makan dan minum" dan pemuda itu pun menjawab " jauh pak..bapak harus keluar dulu dari gedung ini adanya dibelakang gedung.lagipula jam segini pun sudah tutup" dan sibapak tua itu manggut manggut sembari kembali ke sdut ruangan untuk duduk kembali.sesampai ditempat duduk dia menyenderkan dirinya ke dinding dan mulai pelan pelan menutup matanya. ia mengantuk ternyata.

Tak lama suara gegap mengisi ruangan, dan berkali kali memanggil nama "Pak Trisno...Pak Trisno.." dan dia terkaget sembari mengucap "iya saya pak..saya..." "bawa dokumen yang disuru pak Alan" "iya pak..ini saya bawa beserta dokumen pelengkap" "ok, bapak tunggu disini, saya cek dulu kelengkapanya" dan sibapak tersebut hanya bisa kembali duduk dan menunggu. rasa haus dan lapar menyergap dirinya. selang beberapa waktu nama Trsino diapnggil dan kluarlah orang lain lagi "pak ini dokumen salah semua, bapak bego sekali berkali-kali kita bilang itu dokumen salah semua.apa bos anda pak alan gak pernah bilangin ya?? Tolol semua!!" Pak Trisno hanya bisa bilang "saya hanya disuruh membawa dokumen ini, kalau memang salah saya akan balik lagi ke pak alan untuk minta dokumen yang sebenarnya"

tergopoh gopoh dia keluar dari ruangan itu, sembari membawa tas hitam lusuhnya untuk kembali ke kantor bosnya mengambil dokumen yang sebenarnya. diluar terik matahari menyengat hebat, dia hanya butuh air dan makan untuk mengisi energi tubuhnya yang telah letih. dia hanya seorang pesuruh..benar benar seorang pesuruh.

.